Pertemuan PKK Selalu Bikin Aku Insecure

Posting Komentar

  

Pertemuan PKK

    Setelah sempat ditiadakan selama lebih dari setahun karena pandemi, hari Ahad ini aku berangkat ke pertemuan PKK RT. Ya, pertemuan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Kebetulan, aku jadi sekretaris di PKK RT-ku. Mau nggak mau, suka tidak suka, ada suatu keharusan dan kewajiban yang harus aku jalani.

    Aku yang introvert dan insecure harus berbaur dengan banyak orang. Tahu rasanya, 'kan? Meski hampir 7 tahun berada di posisi ini, tetap aja aku nggak bisa percaya diri. Ngomong masih belibet dan merasa rendah diri di depan ibu-ibu lain.

    Ah, rasanya prestasi yang pernah kutorehkan nggak ada artinya. Meski pernah meraih Juara I Lomba Administrasi se-RW pada tahun 2016 dan Juara III pada tahun 2017 di lomba yang sama, nggak menaikkan rasa percaya diriku.

    Hari ini aku mencoba rileks, Yang penting datang, pikirku. Pertemuan memang dirancang santai oleh Ibu Ketua agar semua warga mau berangkat. Memang susah-susah gampang buat warga di RT-ku. Nyatanya, yang datang hari ini hanya 17 orang. Lah!

    Sebagai sekretaris, aku berkewajiban membuat notulen. Tapi apalah daya diriku yang pemalas ini. Akibat pandemi, notulen pun nggak pernah aku buat, padahal dapat salinan notulen dari pertemuan PKK RW setiap bulannya. Maafkan daku, Ibu Ketua!

    Pertemuan hari ini mendapat keputusan baru. Karena arisan yang baru mau jalan, akhirnya pola "nyonya rumah" diubah. Ibu Ketua menghendaki yang ketempatan bulan berikutnya adalah yang narik arisan bulan ini; alias kembali ke pola awal. Dan pendapat itu disetujui anggota lain. Jadi mulai bulan depan, kocokan arisan yang keluar cuma 1 nama.

    Keputusan lain juga dimusyawarahkan. Kebetulan ada beberapa rumah di RT-ku yang isinya 2-3 KK. Jadi biar ketempatannya nggak bolak-balik ke rumah itu, diputuskan yang ikut arisan cuma 1 KK, sedangkan seluruh KK tetap membayar iuran lain-lain.

    Penggalakan vaksinasi juga masih dikobarkan. Bekerja sama dengan puskesmas setempat, Ibu Ketua mendata warga-warga yang belum vaksinasi buat diajuin. Aku ikut daftar, sih, tapi mintanya yang di bulan Oktober atau Desember. Maklum, bulan Juli kemarin aku habis kena si Covid, jadi harus nunggu 3 bulan buat vaksinasi.

    Administrasi lain yang tak kalah membingungkan adalah laporan keuangan. Nggak semua seksi selalu hadir tiap ada pertemuan, lebih-lebih lamanya pandemi, bikin catatan keuanganku porak-poranda. Penginnya, sih, bisa laporan 'full' jumlah saldo kas yang ada tiap bulannya. Tapi, ya, itu ... selalu ada yang bolong. Jadi kemarin waktu Ibu Ketua ngasi info akan ada pertemuan PKK RT, aku langsung ikut nimbrung di grup buat minta buku-buku kas seksi. Padahal selama ini cuma bisa jadi silent reader. Dasar!

    Alhamdulillah, tugas selesai. Nyampe di rumah, aku segera bikin notulen kecil-kecilan buat di-share di grup tentang hasil pertemuan dan rekap laporan keuangan. Ternyata, nggak menunda pekerjaan itu menenangkan, ya. 😁

Related Posts

Posting Komentar