Hai, Temans, selamat datang kembali di kisahpisces. Kali ini, aku mau membahas tentang konten viral. Bukan sesuatu konten yang mau aku bahas, sih, tapi mungkin lebih ke suatu pendapat tentang adanya konten viral itu sendiri.
Temans, aku mau nanya, nih, berita apa yang sekarang lagi sering kalian perbincangkan? Kenapa berita itu bisa jadi rame? Lalu, apa keuntungan Temans membicarakan berita itu?
Aku yakin, Temans akan mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Pasti Temans ada yang suka ngobrolin tentang dunia hiburan, ada yang suka ngomongin olahraga, travelling, kuliner, atau mbicarain politik. Di setiap segmen itu, pasti ada suatu berita yang sering dibicarakan.
Semakin sering berita itu diobrolin, maka akan semakin banyak orang yang mengetahuinya. Itulah yang disebut konten viral.
Konten viral bisa Temans dapatkan di berbagai media sosial. Entah dari YouTube, Instagram, Facebook, Twitter, atau media lain.
Berita-berita yang tersebar, bisa jadi benar dan bisa juga jadi salah. Karena terkadang, orang hanya menerima berita di satu sisi, tanpa mencari kebenarannya di sisi lain. Bagaimana dengan Temans, apakah seperti itu juga?
Banyak hal yang sebenarnya harus Temans cari sebelum memviralkan suatu konten. Khususnya tentang kebenaran konten itu sendiri. Jangan sampai Temans menyebarkan suatu konten yang aslinya nggak bener. Itu bisa dianggap sebagai fitnah, lho.
Nah, begitu juga dengan Temans yang menjadi konten kreatornya. Apakah Temans pengin kontennya selalu viral? Apa yang Temans lakukan untuk membuat konten itu bisa viral?
Apakah Temans membuat konten hanya pengin terkenal meski isi konten kurang bermanfaat? Pernahkah Temans berpikir tentang akibatnya buat orang lain?
Sah-sah saja kalo Temans membuat suatu konten, karena itu memang "kewajiban" seorang konten kreator. Tapi, apakah Temans membuat konten itu dengan penuh pertimbangan baik buruknya atau asal-asalan saja?
Bisa diliat kalo sekarang banyak kreator yang membuat konten hanya asal-asalan saja, tanpa mempertimbangkan keselamatan diri atau efeknya buat orang lain, terutama yang nonton. Jarang sekali kreator yang bikin konten bermanfaat, karena malah bisa dipastikan sedikit penontonnya.
Semakin "ngawur" kontennya, malah semakin banyak penontonnya. Yang didapat bukan manfaat dari isi konten, tetapi justru ulah kreator yang jadi perbincangan.
Apakah seperti itu yang Temans inginkan? Menjadi viral, tapi bikin malu seumur hidup?
Banyak hal yang bisa dijadikan konten bermanfaat. Wisata kuliner, traveling, atau hal lain sesuai hobi Temans. Seperti menulis.
Temans bisa bikin tulisan yang mengedukasi dan menginspirasi orang lain dengan cara yang menyenangkan. Nggak harus viral seperti "guru galak" yang akan dikenang sepanjang masa sama muridnya.
Banyak cara biar bisa jadi konten viral, tapi junjung juga nilai moralitas untuk contoh penerus bangsa di masa depan.
Salam,
Posting Komentar
Posting Komentar