Saluran Air Mampet karena Minyak. Kok Bisa?

Posting Komentar

 Saluran air



    Sudah sebulan saluran air di rumahku mampet. Analisis yang langsung muncul di kepala, penyebabnya pasti sisa-sisa makanan yang nggak sengaja terbawa ketika diletakkan di wastafel. Entah itu karena air bekas cuci tangan atau ketika mencuci bahan makanan lain.

    Beberapa cara alternatif sudah dilakukan biar saluran airnya lancar. Namun, entah salah caranya atau memang nggak bisa, air tetap menyembul dari bawah wastafel. Alhasil, air kotor plus buih-buih memenuhi dapur dengan bau yang nggak sedap. Sebal!

    Nah, cara terakhir yang akhirnya terpaksa dipakai adalah manggil tukang! Mau bagaimana lagi, karena sebulan nggak mau ngalir, air itu menggerus tanah yang ada di bawah lubang saluran kamar mandi. Wah, saluran wastafel yang bikin masalah, efeknya jadi ke mana-mana, ya. Eh, kenapa nunggu sebulan baru cari tukang? Ya, karena kami lagi isoman, nggak berani masukin orang lain ke dalam rumah, dong.

    Langkah pertama yang diambil Pak Tukang, langsung membongkar saluran wastafel. Ternyata, saluran awalnya udah nggak bener, bahkan air sampai menggenang di bawah pipa. Baunya bikin mual. Semakin ditelusuri, salurannya semakin nggak karuan. Ah, no body is perfect, ya. Dulu kirain udah dapet tukang yang oke, ternyata seperti itu juga.

    Tumpukan lemak menggunung di pertigaan saluran. Kok bisa?

    Jadi, menurut yang aku baca, minyak yang dibuang ke saluran air akan menempel di pipa. Sifat minyak yang ‘nggak akur’ sama air, menyebabkan ia memisahkan diri dengan membuat sarang. Nah, sisa-sisa makanan atau benda-benda lunak lain, akan menempel pada sarang itu dan lama-kelamaan menjadi lemak. Pak Tukangnya bilang ‘gajih’.

    Lemak yang nggak bisa terurai itu, akhirnya menumpuk di saluran. Lemak itu menutup saluran dengan sempurna. Sementara itu, air yang terus mengalir karena penggunaan setiap hari (buat mandi dan cuci) harus mencari jalan lain. Mau tidak mau, ia mencari celah yang ada. Hal ini yang membahayakan kondisi rumah.

    Akhirnya, lemak-lemak itu bisa diangkat dan saluran air kembali lancar. Lega! Ternyata, mengantisipasi itu lebih baik daripada memperbaiki, ya.

    Belajar dari pengalaman ini, aku mencoba untuk melakukan cara alternatif buat mengantisipasinya. Cara termudah pakai garam dan air panas. Namanya juga usaha, entah benar atau tidak. Jaga-jaga aja buat jangka panjang.

    Nah, kalau kalian punya cara yang sudah terbukti keberhasilannya, silakan isi kolom komentarnya, ya. Siapa tahu bermanfaat buat yang lain juga. :) 

Related Posts

Posting Komentar