PPKM: Banyak Pengendara Melawan Arus Demi Kepraktisan Jarak

Posting Komentar

 terobos portal demi jarak


 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah sampai ke level 4. Tapi, apakah kalian sepenuhnya paham tentang kebijakan PPKM ini?

 Jujur saja, sejak diberlakukan PPKM level 1, aku nggak tahu apa arti PPKM itu. Setahu aku hanya kegiatan warga yang dibatasi hingga pukul 9 malam. Lebih dari itu, kita nggak boleh keluar rumah lagi. Betulkah?

 Mungkin salah besar, ya, karena sejak diberlakukan PPKM level 1 tanggal 3 Juli 2021 pun, aku nggak pernah keluar rumah. Saat itu, kami sekeluarga masih harus isolasi mandiri.

 Namun, ketika aku harus kembali beraktivitas mengantar si kecil sekolah yang selalu tatap muka, aku dikejutkan dengan penutupan jalur di beberapa tempat. Jalur yang biasa kulalui ditutup total. Mau nggak mau, aku harus lewat jalur utama kota dan bersaing dengan kendaraan besar.

 Syok itu pasti. Setelah hampir 1 bulan mengurung diri di rumah, tanganku terasa kaku ketika harus kembali mengendarai motor sejauh 5 kilometer dan ‘balapan’ dengan pengendara lain di pagi hari yang padat.

 Aku coba cari jalur alternatif lain. Nyatanya, jalan tikus pun menutup diri untuk dikunjungi! Mereka kompak membentang portal agar pengendara nakal nggak bisa lewat.

 Mau tahu akibatnya?

 Sama seperti pengendara motor lain, akhirnya aku ikut-ikutan menembus sisi-sisi portal yang kosong. Kami harus ‘bertoleransi’ memberi celah agar bisa lewat. Tak jarang, aku pun ikut melanggar aturan lalin kalau nggak mau lewat jalur utama.

 Bahkan akhir-akhir ini, nggak cuma motor yang menerobos portal. Mobil dan angkutan kota pun nggak mau kalah. Demi ‘kepraktisan jarak’, mereka bersaing dengan kendaraan lain yang berlawanan arah.

 Dari yang aku lihat--dari banyaknya pengendara, sepertinya aktivitas mereka sudah kembali normal. Lalu, apa gunanya menutup jalur?

Related Posts

Posting Komentar