Kali ini, aku mau kasih tahu kalian kalau tanggal 21 Agustus 2024 pukul 09.00 - 11.00 WIB kemarin, aku menghadiri Launching New Program Digital Psychology di Atrium BINUS University @Semarang, yang beralamat di POJ Avenue Kav. 3 Kawasan Marina Semarang. Program pendidikan yang hanya ditempuh 4,5 tahun (9 semester) tapi bisa langsung dapat 2 gelar sekaligus: S.Kom dan S.Psi. Keren nggak, tuh!

Nah, sebelum peresmian Digital Psychology Program itu, BINUS University @Semarang mengadakan talkshow dengan tema “Leveraging Technology Through People for a Connected Future.” Tujuan dari talkshow ini adalah untuk menggali peran psikologi dalam pengembangan teknologi, sekaligus menyediakan wadah bagi para pakar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai integrasi psikologi dengan teknologi.
Talkshow itu dimoderatori Dewi Eka Wistiningsih, S.Psi, M.Psi (atau yang lebih akrab dipanggil Kak Dewi), seorang psikolog dari Student Affairs Consellor. Sementara, dua narasumber ahli yang mengisi talkshow ini ada Bapak Nucki Prasastia (VP - Marketing Strategy, Geo Marketing Acquisition & Retention, Consumer Market Insight, & Business Intelligence - PT Smartfren Telecom) dan Bapak Raymond Godwin, S.Psi., M.Si (Deputy Dean of Faculty of Humanities). Kedua narasumber tersebut merupakan ahli yang berpengalaman di bidang masing-masing, yaitu data science dan psikologi.
Relevansi antara Teknologi dan Psikologi
Pak Nucki menjelaskan persaingan penggunaan sim card antar provider saat ini semakin berat. Banyaknya promo yang ditawarkan, bisa membuat konsumen berpindah ke lain provider. Agar hal tersebut tidak terjadi, maka provider perlu melakukan inovasi yang menarik, misal dengan menawarkan paket murah. Provider harus bisa memprediksi kebutuhan konsumen.Sementara, Pak Raymond menambahkan hal tersebut terjadi dikarenakan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh motivasi (dorongan). Motivasi sangat berperan dalam pengambilan keputusan manusia melakukan sesuatu, selain emosi dari diri manusia itu sendiri.
Pengaruh Teknologi terhadap Perilaku Manusia
Dampak buruk penggunaan teknologi pada user adalah ketergantungan pada teknologi (disetir/dikendalikan tekonologi). Dengan penggunaan media sosial, lama-kelamaan cara berpikir kita akan narrow minded (kacamata kuda).
Contoh ketika kita menggunakan aplikasi Spotify. Jika kita secara terus menerus hanya menyukai salah satu jenis musik, secara algoritma, Spotify akan menyarankan lagu yang relate dengan jenis musik itu, tanpa memberikan opsi jenis musik yang lain.
Contoh lain ketika kita me-like suatu postingan di media sosial, algoritma kembali bekerja untuk hanya menampilkan postingan lain yang relate dengan apa yang kita like. Jadi akan banyak postingan teman yang tidak kita ketahui karena tidak sesuai dengan pemikiran kita. Itulah yang akan menyebabkan pikiran kita sempit karena tidak mau tahu informasi-informasi sebaliknya.
Tantangan Integrasi Teknologi dan Psikologi
Teknologi dan psikologi itu adalah dua hal yang bertentangan. Namun saat ini, kedua hal tersebut bisa berjalan berdampingan dan saling melengkapi.Dari orang psikologi, teknologi itu sebuah tool yang membantu. Namun masa depannya adalah akan banyak manusia yang belum sehat mentalnya sebelum teknologi baik. Psikologi bisa main dulu sebelum teknologi. Kontrol teknologi agar kita bisa lebih baik. Kita yang mengontrol teknologi, bukan teknologi yang mengontrol kita.
Pak Raymond juga berpesan agar kita menjadi pengguna teknologi yang cerdas (smart user). Jangan cuma ponselnya yang smart, tapi orangnya enggak. Karena saat ini, yang kecil tapi cekatan, bisa mengalahkan sesuatu yang besar tapi lambat.
Sementara itu, Dr. Fredy Purnomo, S.Kom., M.Kom. selaku Direktur Kampus BINUS @Semarang juga menambahkan, kalau ilmu psikologi bisa membuat ahli teknologi semakin beretika di dalam proses
pengembangan karena ada pertimbangan tentang dampak produk dan layanan terhadap kesejahteraan masyarakat di area Jawa Tengah. Di sisi lain, data science bisa mendukung ketepatan pengobatan dan pemulihan mental. Jadi, BINUS University @Semarang ingin menunjukkan kalau
keduanya bisa berjalan saling beriringan.
Digital Psychology BINUS University
Semakin pesatnya perkembangan digital saat ini, teknologi masuk menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari. Meski begitu, tantangan psikologis pada setiap individu ataupun masyarakat yang diakibatkan meningkatnya penggunaan teknologi ini, tidak bisa diabaikan. Jadi, sangatlah penting mengintegrasikan ilmu psikologi dan data science untuk mendukung inovasi-inovasi teknologi, guna kesejahteraan mental masyarakat.

Mahasiswa akan belajar selama 9 semester untuk menyelesaikan program ini. Diharapkan lulusannya akan menjadi kreator teknologi yang bisa membantu manusia menjadi lebih baik:
- Menggunakan konsep, prinsip, dan teori psikologi dan ilmu komputer untuk mengidentifikasi dan memprediksi perilaku manusia.
- Merancang intervensi psikologis non klinis berbasis data berdasarkan prinsip dasar psikologi, teori ilmu komputer, dan dasar pengembangan perangkat lunak.
- Menerapkan pengetahuan dan keterampilan interdisipliner dalam mengembangkan solusi alternatif untuk pemecahan masalah.
Biaya Pendidikan yang Terjangkau
Pasti mahal nih, biaya pendidikannya?Siapa bilang? Cek dulu, yuk!
Untuk program Digital Psychology BINUS Tahun Akademik 2025/2026 yang pendaftarannya sudah dimulai awal bulan Agustus ini, biaya kuliahnya sangat-sangat terjangkau.
Berikut simulasi rinciannya:
Semester 1 (sudah termasuk biaya laboratorium selama kuliah, biaya peralatan, dan biaya sumbangan) Rp36.000.000.
Semester 2 = Rp12.800.000
Semester 3 = Rp14.120.000
Semester 4 = Rp14.120.000
Semester 5 = Rp14.120.000
Semester 6 = Rp14.120.000
Semester 7 = Rp14.120.000
Semester 8 = Rp12.800.000
Semester 9 = Rp 8.180.000
Total seluruhnya cuma Rp140.380.000 bisa double degree sekaligus dalam waktu singkat! Selain itu juga, BINUS University @Semarang juga menawarkan beasiswa up to 100%. Wow!
Peluang Karir Lulusan Program Digital Psychology
Terus, kalau sudah selesai studi, lulusan Digital Psychology ini bisa kerja di bidang apa aja, ya?Jangan khawatir! Ada banyak bidang pekerjaan bagi lulusan Digital Psychology. Bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk membantu kesejahteraan manusia.
Beberapa bidang pekerjaan yang cocok bagi lulusan Digital Psychology di antaranya:
- Konsultan profesional di bidang industri, komunitas, atau pendidikan.
- Konselor psikologi.
- Pakar perilaku.
- Pakar data.
- Analis media sosial.
- Pengembang perangkat lunak.
- UX (User Experience) Designer.
Instagram BINUS @Semarang
Website BINUS University Official
#MulaiLebihAwal
Posting Komentar
Posting Komentar