Edukasi dan Donasi di Bedah Buku A Tribute to Doctors 2019

Posting Komentar

 Keseruan acara bedah buku A Tribute to Doctors


Memperingati Hari Dokter Nasional di tahun 2019 kemarin, Mbak Rohani Panjaitan mengajakku menulis sebuah antologi A Tribute to Doctors bertema “Edukasi dan Donasi”. Selain berharap kalau isi buku itu bisa memberikan pengetahuan tentang ilmu kedokteran, laba penjualannya pun didonasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. 

Awalnya, antologi ini hanya lewat pertemanan. Mbak Ani—sapaan kami memanggil beliau—menghubungi 19 teman literasinya, termasuk aku. Namun di tengah perjalanan dan mendekati deadline, separuh teman mengundurkan diri. 

Hal itu tak menyurutkan semangat Mbak Ani untuk mewujudkan mimpinya. Akhirnya, beliau membuat event dengan deadline yang hanya 10 hari di sebuah komunitas menulis Facebook untuk melengkapi target penulis. Alhamdulillah, event itu mendapat sambutan baik. Namun sayang, hanya 10 penulis dari event yang dapat masuk antologi ini. 

Kekompakan dan niat baik kami terbalas dengan angka penjualan selama masa PO. Tak disangka, kami dapat menjual 500 eksemplar! Tak hanya itu, kami juga banyak mendapat titipan donasi. Barakallah! 

Penjualan yang fantastis itu, rupanya menggerakkan pihak Perpustakaan Daerah Salatiga membuat acara bedah buku untuk antologi ini. Gayung pun bersambut. Kami menerima tawaran ini dengan menggandeng Penerbit Diandra Kreatif sebagai sponsor utama. 

Perancangan Acara 

Poster untuk acara bedah buku


Pembahasan mengenai acara bedah buku dirancang di grup WhatsApp. Mulai dari donatur, moderator, pembedah, doorprice, hingga hal-hal kecil yang menyangkut kelengkapan acara. 

Aku dan Mbak Fitriana Dyah menjadi contact person pendaftaran peserta. Kami saling berkomunikasi agar peserta tidak melebihi kapasitas ruangan yang hanya cukup untuk 40 orang. 

Peran utama tetap dipegang Mbak Ani selaku penanggung jawab. Beliau yang berkomunikasi secara intensif dengan pihak Perpusda, sponsor, moderator, juga pembedah. Bahkan, konsumsi peserta dan sarapan untuk panitia tak luput dari perhatiannya. 

Persiapan Acara 

Tanggal 20 Oktober 2019 pukul 07.30 WIB, kami berkumpul di Perpusda. Hanya 5 dari 15 penulis antologi yang dapat menghadiri acara ini karena domisili yang berdekatan dengan tempat acara. 

Kami segera menuju ruangan yang akan digunakan untuk acara bedah buku. Ternyata, meja dan kursi sudah ditata oleh pihak Perpusda. Kami hanya menambah meja untuk absensi. 

Aku dan Mbak Reny Nopriyanti bertugas sebagai penerima tamu. Sementara, Mbak Ani, Mbak Siti Nurun Na’imah, dan Mbak Fitriana Dyah mempersiapkan segala sesuatunya di dalam ruangan. 

Persiapan acara diwarnai gelak tawa ketika kami menempel kupon doorprice. Selain di bawah kursi peserta, kami juga menulis kata ‘doorprice’ di bawah kardus konsumsi. Hehe … nggak nyangka, ‘kan? 

Daftar Hadir Peserta 

Menjelang pukul 09.00 WIB, para peserta mulai berdatangan. Selain meminta para peserta untuk mengisi daftar hadir, aku dan Mbak Reny juga menawari mereka untuk membeli buku-buku yang telah disediakan. Wah, sambil menyelam minum air ini. 

Para peserta begitu antusias memilih buku dagangan yang kami letakkan di sebelah meja absensi. Tentu saja, buku A Tribute to Doctors menjadi andalan kami hari itu. 

Tampak dari daftar hadir, sebagian besar peserta berasal dari komunitas literasi dan lembaga pendidikan. Bahkan, komunitas literasi yang berasal dari Temanggung sangat antusias menghadiri acara ini. 

Aku dan Mbak Reny saling melirik ketika memberikan kardus konsumsi untuk para peserta. Meski kardus ‘doorprice’ sudah diacak, tapi kami tahu siapa saja yang beruntung mendapatkannya. 

Ketika para peserta memasuki ruangan dan memilih tempat duduk pun, kami juga yang antusias melihat siapa dari mereka yang akan mendapatkan doorprice dari kupon yang kami tempel. Yang mau dapat doorprice siapa, yang deg-degan siapa, coba! 

Acara Inti: Bedah Buku A Tribute to Doctors 

Acara pun dimulai setelah molor 30 menit. Selain tetap menjaga daftar hadir dan berjualan buku, aku dan Mbak Reny menyimak sambil sesekali memotret jalannya acara. Sementara, Mbak Na’imah berperan sebagai pembawa acara. 

Sambutan 

Sambutan yang pertama disampaikan oleh Mbak Ani selaku perwakilan dari penulis antologi dan sponsor. Dilanjutkan dengan sambutan dari pihak Perpusda Salatiga. Mbah Roso dari Keluarga Studi Sastra 3 Gunung (KSS3G) Temanggung ikut memberikan wawasan beliau seputar literasi. 

Bedah Buku 

Setelah Bu Maria Utami selaku moderator memberi sambutan pembukaan, acara diserahkan pada Mas Abror selaku pembedah. Di sinilah, suasana sedikit tegang bagi kami, para penulis. 

Sebelumnya, kenalan dulu sama moderator dan pembedah yang sangat berperan dalam acara ini, yuk! 

Moderator 

Namanya Bu Maria Utami. Beliau adalah Kepala SMP Negeri 2 Jambu, Ambarawa. Selain itu, beliau aktif di komunitas Penarawa (Penulis Ambarawa). 

Bu Utami ini sosok yang sangat tegas, tapi komunikatif. Gaya bahasanya santai dan renyah untuk didengarkan. Penampilan beliau pun terlihat elegan dan energik. 

Pembedah 

Pembedah buku A Tribute to Doctors bernama Mas Muchlas Abror yang lahir pada Oktober 1989 di Brongkol Purworejo Temanggung. Lulusan Universitas Negeri Tidar Magelang ini pernah menulis puisi yang dimuat di Antologi Merangkai Damai, 2015. Beliau juga aktif di Keluarga Studi Sastra 3 Gunung (KSS3G) Temanggung. 

Berbagai kritikan membangun kami dapat dari Mas Abror. Mulai dari gaya tulisan hingga konsep buku yang mengusung subjudul ‘kisah inspiratif’. Beliau begitu detail bertanya juga membedah kelebihan dan kekurangan buku itu. Meski masih muda, nyatanya Mas Abror sangat berpengalaman tentang literasi. 

Doorprice 

Setelah pembedahan buku oleh Mas Abror, acara diselingi dengan pembagian doorprice. Tentu saja, peserta mulai heboh ketika kami meminta mereka meraba bawah kursi. 

Ada yang berteriak kegirangan sambil memegang kupon, tapi ada juga yang menyesal karena nggak jadi duduk di kursi berkupon itu. Hehe … yang namanya rezeki nggak pernah tertukar, ya. Bagi yang beruntung, kami berikan kaos cantik berwarna abu-abu dan putih bertuliskan A Tribute to Doctors

Selanjutnya, hadiah untuk peserta yang beruntung membawa kardus konsumsi ber-‘doorprice’. Tak elak, suasana heboh kembali mengisi ruangan. Kali ini, kami memberikan jilbab segiempat cantik. 

Tanya Jawab 

Acara doorprice dijeda untuk sesi tanya jawab. Beberapa peserta berlomba mengangkat tangan untuk memberikan pertanyaan pada para penulis. Tentu saja, kami diwakili Mbak Ani untuk menjawabnya. 

Sesi tanya jawab tak hanya terpaku pada bedah buku. Mbah Roso dan Mas Abror memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya tentang literasi. Ini adalah kesempatan yang nggak boleh disia-siakan. 

Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang telah bertanya, kami memberikan hadiah berupa buku yang dapat mereka pilih. Asyik nggak, tuh! 

Doorprice Lagi 

Tadi siapa aja, ya, yang beli buku A Tribute to Doctors setelah mengisi daftar hadir? Ya, nomornya udah aku lingkari dan mereka beruntung mendapatkan mug cantik. 

Ternyata, doorprice buku masih banyak. Jadi, kami memberikan secara percuma bagi peserta yang belum mendapat hadiah. Nggak percuma datang, ‘kan? Udah dapat ilmu, bawa pulang hadiah pula. 



Penutup 

Acara selesai menjelang tengah hari. Kami memberikan kenang-kenangan untuk Bu Utami, Mas Abror, juga Perpusda Salatiga. Kemudian, kami berfoto bersama dan memberikan sertifikat kepesertaan bedah buku. 

Ternyata, penjualan buku masih berlanjut. Para peserta meminta tanda tangan kami di buku A Tribute to Doctors yang baru mereka beli. Hari itu, aku merasa jadi artis, lho! 

Alhamdulillah, acara bedah buku berlangsung dengan sukses. Kami segera membersihkan ruangan dan lanjut makan siang yang udah dipesan Mbak Ani di Pemancingan Soeharno III.

Buku A Tribute to Doctors Jilid 2


Oh, ya. Tahun 2020 ini, kami kembali hadir dengan buku A Tribute to Doctors II – A Tribute to Patients, lho. Semoga buku kedua ini lebih menginspirasi dan memberi semangat bagi kita di era pandemi Covid-19 ini. Aamiin

Related Posts

Posting Komentar