Cerdas Bersosial Media: Cerminan Jati Diri

Posting Komentar

 cerdas bersosial media


   Zaman sekarang, siapa, sih, yang nggak pakai sosial media? Hampir seluruh penduduk dunia punya akun sosial media, dari anak kecil hingga lansia. Dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah pemakai sosial media paling banyak di dunia, lho. Jumlah itu semakin meningkat sejalan dengan semakin banyaknya pemakaian ponsel pintar. Namun sayang, banyak pemakainya yang belum cerdas bersosial media. 

Akibatnya, hal itu dibarengi dengan tingginya tingkat kejahatan melalui sosial media, seperti pemerasan, penipuan, pencemaran nama baik, penculikan, dan kejahatan lainnya. Ngeri banget, ya? 

Jadi, kalau ingin terhindar dari kejahatan-kejahatan itu, kita harus cerdas dalam bersosial media, baik untuk postingan yang kita unggah atau hanya sekadar memberi komentar di akun lain. 

Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan agar terhindar dari kejahatan-kejahatan digital itu, di antaranya: 

Nggak membagikan data-data pribadi di sosial media 

Ini poin pertama yang harus kita ingat. Data pribadi yang bisa diretas seperti pencantuman nomor ponsel, alamat tempat tinggal, alamat surel, nama ibu kandung, serta data-data pribadi lainnya. Data-data itu bisa digunakan peretas untuk mengakses akun-akun yang kita miliki. Takutnya, data-data itu digunakan buat membobol rekening dan kartu kredit kita. 

Jadi, kalau ada teman yang butuh alamat tempat tinggal, alamat surel, atau nomor ponsel, ada baiknya bisa kita berikan lewat jalur pribadi seperti inbox di aplikasi Facebook atau Direct Messages pada Twitter dan Instagram. 

Mengatur tingkat privasi akun 

Semua aplikasi sosial media menyediakan pengaturan privasi bagi pemakainya. Kita bisa meminimalisasi risiko biar nggak jadi korban kejahatan digital. Atur siapa aja yang bisa melihat unggahan kita, siapa yang bisa mengajukan permintaan pertemanan, siapa yang bisa lihat profil pribadi kita, dan privasi lainnya. Repot, sih, tapi pengaturan ini adalah salah satu cara yang efektif menghindari serangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. 

Sebaliknya, kalau kita kepo sama akun orang lain. Kepo, sih, boleh-boleh aja, tapi jangan kelewat batas. Masing-masing orang punya privasi. Kalau kita nggak mau diganggu, hargai privasi orang lain juga, ya! 

Pilih teman dengan selektif 

Baru membuat akun di sosial media dan pingin punya banyak teman? Nggak usah buru-buru mengirimkan undangan permintaan pertemanan. Kita harus tetap selektif. Kirim undangan permintaan pertemanan pada orang yang sudah kita kenal dulu aja. 

Begitupun sebaliknya. Kalau ada permintaan pertemanan dari akun lain, kita harus hati-hati untuk menerimanya. Kita nggak tahu orang itu punya maksud tertentu. Jadi lebih baik, telusuri dulu latar belakang akun orang itu. 

Cerdas bersosial media dengan memanfaatkan fitur ‘Report as spam’ dan 'Block' 

Kalau kita menemukan akun yang mengganggu atau mencurigakan, segera aktifkan fitur ‘Report as spam’ dan 'Block' yang tersedia. Dengan begitu, orang itu nggak akan bisa lihat profil kita lagi. Jadi, dia juga nggak akan bisa kirim pesan atau berinteraksi dengan kita di sosial media. 

Pikir ulang sebelum unggah postingan dan komentar 

Pasti ingat ungkapan ‘mulutmu adalah harimaumu’, bukan? Hal itu berlaku di sosial media. Jadi, pertimbangkan dampak postingan yang akan kita unggah. Pikirkan dampaknya bagi diri kita sendiri ataupun orang lain. 

Udah banyak terjadi kasus pencemaran nama baik yang berawal dari sosial media. Dan kasus itu bisa menimpa kita kalau postingan kita menyinggung pihak-pihak tertentu. 

Jangan pula mengunggah postingan yang memancing kejahatan. Contohnya, memberitahukan kalau rumah kita sedang kosong. Itu sama artinya mempersilakan maling masuk. Atau memposting foto-foto yang pribadi banget. Kita nggak mau, ‘kan, cuma karena foto, kita melanggar UU pornografi? 

Juga dalam memberikan pendapat di sosial media, sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, apakah komentar yang akan kita ungkapkan itu dapat merugikan, menyinggung, bahkan melecehkan seseorang. Ingat, sekarang sudah ada undang-undang ITE, jadi kita harus hati-hati dalam mengunggah postingan dan memberikan komentar. 

Nggak ikut campur urusan orang lain 

Nggak semuanya harus diketahui. Jadi, nggak usah ikut campur mengurusi masalah orang lain. Mending cari kegiatan positif yang bermanfaat. 

Menggosip secara sehat 

Menggosip itu memang asyik. Tapi yang perlu diingat, jangan sampai hal yang kita gosipkan itu merugikan orang lain. Gosipnya yang sehat aja, seperti kepedulian kita terhadap keberhasilan atau musibah yang mungkin sedang dialami seorang teman.
 

Nggak menghakimi orang lain 

Setiap orang pasti punya alasan buat melakukan sesuatu. Jadi, jangan menghakimi orang lain ketika kita belum tahu kebenarannya. 

Nggak asal berkomentar 

Jangan asal berkomentar. Pikirkan lebih dulu dampak ke depannya, gimana kalau ternyata komentar kita menyakiti perasaan orang lain? Apakah kita juga siap kalau suatu ketika komentar orang lain menyinggung perasaan kita? 

Lebih baik diam 

Kalau nggak bisa memberi solusi, lebih baik diam aja daripada menambah keruh keadaan. 

Jangan sebarkan berita palsu (hoax) 

Sebelum menyebarkan informasi, ada baiknya kita mencermati terlebih dahulu kebenaran berita itu. Jangan sampai akun kita masuk daftar hitam karena terlalu sering mengunggah berita yang nggak benar asal-usulnya. 

Sebarkan kebaikan dalam postingan 

Banyak sekali hal yang bisa kita unggah melalui sosial media. Salah satunya untuk berbuat kebaikan. Contohnya menyebarkan pesan untuk perdamaian, nggak memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia, untuk menolong orang lain, dan hal kebaikan positif lainnya. 

   Sosial media itu banyak sekali manfaatnya. Tapi kita harus bisa menggunakannya dengan cerdas. Sosial media bisa kita gunakan sebagai alat komunikasi, juga tempat untuk menggali dan menyebarkan informasi yang bermanfaat. 

Nggak masalah juga kalau mau jualan karena sosial media membuka peluang bisnis yang bagus untuk meningkatkan ekonomi. Etika berjualan yang baik dan benar tetap harus diutamakan, seperti kejujuran. 

Sosial media bisa jadi pengaruh yang baik kalau kita menggunakannya dengan bijak dan benar. Sebaliknya, sosial media akan jadi negatif kalau kita menggunakannya untuk sesuatu yang nggak baik pula. Jadi, kita harus cerdas bersosial media, ya!


*Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting

Related Posts

Posting Komentar