Vertigo Kumat

Posting Komentar

Sekitar jam 2 dini hari, aku terbangun ketika mendengar alarm dari ponsel Pakbud. Tapi kepalaku terasa berputar. Dalam keadaan terpejam, aku memanggil Pakbud untuk berada di dekatku. Aku pegang tangannya.

Ah, vertigoku kumat. Mual mulai menyerang. Aku meminta Pakbud mengambil baskom biru buat wadah muntah. Sungguh kondisi yang tidak mengenakkan!

Tak cuma mual dan muntah. Aku juga diserang pengin buang air besar terus, meski tidak mencret. Alhasil, aku melalui dini hari ini dengan kesakitan.

Pakbud mengajakku periksa ke dokter keluarga sebelum doi berangkat kerja. Qadarullah, udah akhir bulan jadi Pakbud nggak bisa izin. 

Kinar terpaksa izin sekolah karena nggak ada yang antar jemput. Di sisi lain, pekerjaan rumahku juga masih menumpuk pasca 3 hari beraktivitas kemarin.

Bisa diingat, sejak hari Jum'at (27/05) hingga Minggu (29/05), aku bolak-balik ke Semarang. Ngantar Kinar Kejurprov, nonton PSIS vs PSM, lanjut menjamu rombongan keluarga Pemalang yang mengantar ibu mertua berangkat umroh.

Ah, mungkin karena aku kecapekan, jadi vertigo tiba-tiba datang.

Setelah Pakbud berangkat kerja, aku menelepon Bue. Meminta beliau ke rumahku buat ngawasi Kinar di saat aku beristirahat. Alhamdulillah, nggak cuma ngawasi, Bue juga bantu pekerjaan rumahku. Begitulah hati seorang ibu, ya, pasti nggak tega lihat anaknya sakit.

Aku bener-bener bisa beristirahat. Mual dan muntah hilang, meski kepala masih terasa berat. Semoga sakit ini penggugur dosaku. Aamiin.

kisahpisces

Related Posts

Posting Komentar