Antar Ibu Mertua Balik Pemalang

Posting Komentar
Sejak dini hari tadi, Kinar nggak bisa tidur. Entah karena rencana mau jalan-jalan ke Pemalang atau lagi nggak enak badan.

Kinar ikut Pakbud ke masjid buat subuhan. Sementara, aku masih tidur. Maklum, masih menstruasi membuatku santai bangunnya. Adegan bukan untuk ditiru!

Pulang dari masjid, Kinar langsung minta mandi. Ya, kami berencana berangkat jam 6, jadi harus segera bersiap.

Kami menghampiri adik ipar dulu di Gunungpati. Kemudian sarapan di Soto Ayam Kampung Mbak Tiah.

Kami memasuki Gerbang Tol Kalikangkung sekitar jam 07.00. Pastinya aku nggak tahu. Perjalanan berjalan mulus. Sampai di Gerbang Tol Pemalang sekitar jam 08.15. Alhamdulillah, cepet, ya.

Kami lanjut lewat Bantarbolang dan berbelok di Sambeng. Sampai rumah Mangli jam 09.20.

Ibu segera membagi oleh-oleh. Sementara, aku dan Pakbud beristirahat.

Bakda dhuhur, Kinar dan dua keponakan minta jalan-jalan. Mumpung ada mobil, kami keliling randudongkal. Di tengah perjalanan, hujan turun sangat deras. Meski begitu, nggak nyurutin semangat ketiga anak di kursi belakang itu ber-euforia.

Apalagi Sabila. Dulu, Sabila nggak bisa diajak orang lain. Digendong aja nggak mau. Tapi sekarang, dia paling cerewet dan mau diajak jalan-jalan meski nggak sama ibunya.

Pulang ke rumah Mangli, kami mampir dulu beli ayam krispi. Anak-anak kelaparan.

Usai makan, Kinar mulai terlihat lesu. Tadi pagi sarapannya dikit dan siang ini malah telat makan. Meski udah aku baluri minyak kayu putih, Kinar tetap mengeluh sakit. Endingnya, dia muntah-muntah.

Tapi alhamdulillah, habis muntah-muntah kondisinya mulai membaik. Dia bermain lagi bareng kedua adik sepupunya. Terus ketiduran di busa depan tivi.

Arya nelpon jam 9 malam lewat. Baru kali ini bisa telpon lebih dari 1 jam. Banyak hal yang dia omongin, bahkan bisa ngobrol sama om dan Mbah Putri.

Begitulah hari ini. Kami menghabiskan waktu di rumah Pemalang.

kisahpisces

Related Posts

Posting Komentar