Antara PKK dan Jemput Ibu di Bandara

Posting Komentar
Tugas antar jemput hari ini dipegang Pakbud, seperti biasa kalo wiken. Aku fokus pekerjaan rumah, sebisa mungkin harus selesai. Pakbud nungguin karena Kinar pulang jam 8.15. 

Setelah Kinar nyampe rumah, aku bergegas mandi dan sarapan. Rencana hari ini full dari pagi sampe sore.

Tugas ke posyandu terpaksa aku tinggalkan. Pakbud ngajak ke Salatiga. Aku pikir mau ke nasabahnya, ternyata mau lihat kapling. Duh, kapling terus.

Jalanan macet, dari berangkat sampe pulang. Bahkan rencana mau lihat kapling di Gunungpati terpaksa juga dibatalkan. Nggak cukup waktu.

Sudah jam 1 siang. Kami harus bergegas ke bandara. Jadwal pesawat ibu mertua akan landing jam 14.30. Adik ipar datang sesaat setelah kami sampai rumah. 

Sebenarnya sebelum berangkat, aku udah berniat mau nitipin buku absensi sama buku arisan, takutnya nggak nyandak buat pertemuan PKK. Ya, aku ada jadwal PKK bahkan sebagai tuan rumah.

Sebelum ke bandara, kami mampir makan siang dulu di Soto Bang Ary dekat Pamularsih. Ketika sampai di bandara lebih dari jam 14.30 pun, pesawat belum landing.

Rombongan umroh Ibu baru keluar dari gerbang kedatangan sekitar jam 15.15. Aku udah khawatir nggak akan sampai di Ungaran tepat waktu.

Proses bagasi juga lama. Koper jemaah tak kunjung keluar, sedangkan penumpang lain dari maskapai yang berbeda udah keluar duluan.

Aku udah pasrah. Aku konfirmasi ke pihak konsumsi dan Tim Kesehatan buat memulai acara kalo aku belum sampai.

Mobil baru keluar dari bandara jam 16.30. Apa boleh buat. Acara berjalan tanpa tuan rumah sekaligus ketua.

Aku sampai Ungaran jam 17.15. Acara udah bubar. Untungnya tadi siang aku mendadak bikin tim buat acara sore ini. Alhamdulillah, data yang masuk sudah cukup mewakili.

Kami berkumpul di Ungaran. Kedua adik ipar pulang selepas isya'. Sementara, Ibu menginap.

Malam ini, Pakbud harus menghadiri pertemuan rutin bapak-bapak. Aku dan Kinar udah cukup lelah, nggak bisa menunggu Pakbud.

Istirahat dulu, besok pagi kami harus mengantar Ibu pulang ke Pemalang.

kisahpisces

Related Posts

Posting Komentar