Kapling Lagi Kapling Lagi

Posting Komentar
Hari ini, aku bangun jam 2 dini hari. Kami harus bersiap-siap balik Ungaran. Bukan tanpa sebab. Om Akbar ada pelatihan yang dimulai jam 07.30.

Aku cuma sempat cuci muka. Sementara, Pakbud mandi biar nggak ngantuk selama perjalanan.

Setelah semua siap, kami meninggalkan rumah Pemalang jam 02.45. Terpaksa lewat Randudongkal yang jalannya lebih aman dibanding lewat Sambeng.

Mobil memasuki ruas jalan tol jam 03.45. Jadi bisa dihitung, perjalanan dari desa ke kota saja butuh waktu 1 jam.

Kami mampir sholat Subuh di rest area terakhir sebelum keluar dari Gerbang Tol Kalikangkung. Tepat jam 05.45, kami sampai di Gunungpati, ngantar Om Akbar ke kontrakannya, baru lanjut ke Ungaran.

Badan rasanya nggak karuan. Ngantuk, tapi nggak bisa tidur. Ada tumpukan baju kotor yang minta digiling. Baiklah, aku eksekusi biar nggak tambah numpuk.

Pekan ini Pakbud cuti. Untuk mengawali liburannya, kami berjalan-jalan ke Boja. 

Rencananya, kami akan berenang di Omah'e Opa Waterpark. Doi tahu waterpark ini dari teman-teman kantornya. Kebetulan, hari Minggu kemarin mereka ke sini dalam rangka acara kantor, di saat kami mengantar Ibu pulang ke Pemalang.

Sebelum ke Omahe Opa, aku mampir dulu ke rumahnya Mbak Dwi buat ambil emas sama perak. Alhamdulillah, akhirnya aku punya batako-batako itu meski yang kecil.

Perjalanan berlanjut. Sesampainya di Omah'e Opa, kami kecewa. Ternyata, waterpark ini tutup di hari Senin. Baiklah, putar balik.

Kami lanjut dengan rencana selanjutnya. Nyari kapling! Kapling lagi kapling lagi. Nggak tahu deh kenapa Pakbud pengin banget beli kapling lagi meski dana mepet.

Mumpung masih di Boja, aku WA teman STM-ku yang makelar tanah. Eh, marketing aja ya biar lebih sopan. Hihi.

Dia menawarkan beberapa kapling siap bangun juga kebun di luar Boja. Pas aku maps, ada satu kapling yang dekat dengan jalan yang akan kami lewati. So, mampir sekalian deh. Hem, lokasinya sedikit masuk dari jalan raya, nggak terlalu jauh, sih, tapi aku sama Pakbud nggak cocok.

Oke, lanjut!

Masuk dhuhur, perut mulai dangdutan. Kami makan siang di rumah makan Padang di daerah Mijen. Ternyata Pakbud udah biasa makan di sini pas hari kerja. Menurut aku, biasa aja, nasinya dikit meski harganya standar. Nasi rendang 15 dan nasi ayam 13. Standar nggak sih?

Tujuan selanjutnya ke daerah Unnes. Lagi-lagi kami melewati Cepoko, Mangunsari, Pakintelan, sama Kalisegoro. Bener-bener, kapling yang masuknya ke pelosok-pelosok gitu harganya udah mahal banget. Byuh!

Capek, kami pulang. Mobil udah waktunya istirahat. Oh ya, itu mobil sewaan ya, kami belum pengin beli. Kata Pakbud, mending uangnya buat beli kapling aja.

Cukup kisah buat hari ini. Badanku butuh istirahat.

kisahpisces

Related Posts

Posting Komentar