Drama Hari Ketiga di TPQ At-Taqwa

Posting Komentar
Hari Jum'at berkah. Aamiin. Itulah harapan kami. Setelah tertunda dua hari, akhirnya hari ini bingkisan alat tulis dari Funni bisa aku selesaikan.

Setelah kerepotan di pagi hari, jam 10 siang aku bisa menghubungi ibu-ibu RW yang kemarin memberikan data anak yang bisa kami beri bingkisan. Nggak jauh-jauh, cukup anak nggak mampu di lingkungan RW aja.

Alhamdulillah, banyak doa yang kami terima meski nggak ketemu langsung. Aku sengaja cuma nitipin bingkisan ke ibu-ibu RW. Lebih suka di balik layar aja, kan pemalu. 🤭

Dan ini hari ketiga Kinar di TPQ At-Taqwa. Dari rumah udah drama nggak mau ditinggal. Kesambet apa dia, padahal kemarin enjoy-enjoy aja.

Eh, beneran, baru baris buat hafalan sama-sama, tangisnya udah meledak. Duh, aku jadi sungkan sama Bu Anis, juga sama Bu Umi, takut ganggu santri lain yang lagi hafalan.

Aku bawa Kinar ke taman bermain. Aku berusaha nenangin dia. Akhirnya aku rela nungguin dan masuk kelas. Hah?

Gerah, panas, sumuk. Nggak tahu istilah apa lagi. Aku salah kostum. Pake kaos lengan pendek yang ditutupi jaket. Aku minta pengertian Kinar, ngizinin aku nunggu di luar. Bener-bener nggak kuat.

Di luar, aku nenangin diri sampai tertidur. Nggak bawa ponsel, nggak ada hiburan. Selama Funni di rumah, ponsel juga harus di rumah. Maklum, ponselnya cuma 1, belum waktunya nambah. Kata Pakbud, ntar kalo udah pengabdian, baru dibeliin ponsel.

Aku terbangun menjelang anak-anak keluar kelas. Kebetulan kelasnya Kinar (jilid 2B) cuma 8 anak. Bersebelahan sama kelas jilid 2A yang lebih banyak anaknya.

Kelas lain beda gedung. Ah, jadi ingat gedung TKIP ini dulu. Hanya 2 gedung yang nggak bertingkat. Sekarang, udah ada tambahan gedung baru yang bertingkat dan lahan tempat bermain yang lebih luas. Alhamdulillah.

Begitulah, hingga Kinar mau diajak pulang setelah menghabiskan jajan 4 ribu. Sampai rumah, aku segera masak. Nggak usah yang ribet. Cukup sayur bayam sama telor balado. Beres!

kisahpisces

Related Posts

Posting Komentar